Anugerah istimewa manusia adalah diberinya akal dan nafsu dan diantara keduanya ada penengahnya yaitu hati, hati adalah yang menjaga akal dan yang menjaga nafsu sehingga keduanya tidak berlebih dalam berpengaruh dikehidupan manusia.


Mencintai adalah tentang melepaskan energi cinta, bukan tentang mengambil dan mengikat untuk memilikinya. Saat melepaskan energi cinta, disitulah rasa bahagia bergetar dalam diri, berbunga-bunga. Namun, saat ingin mengikat dengan maksud agar dapat memiliki cinta, malahan yang didapatkan adalah rasa cemburu, marah, menderita.

Cemburu adalah cemburu dan bukan tanda cinta, sebab cemburu adalah tanda egoisme, keinginan mengikat dan memiliki. Maka, cemburu lebih dekat dengan kekecewaan dan serba kekurangan tidak terpenuhi apa yang diinginkan.

Kecewa berlebihan akan membuat sulit bersyukur. Emosi sering mengalahkan logika sebab mendorong pikiran lebih fokus pada negativitas atau semua kekurangan itu. Hasilnya tentu saja hanya akan terjebak pada logika berdasarkan kumpulan hal-hal yang dinilai buruk itu.

Kebahagiaan cinta dirasakan bersamaan dengan memancarkan dan melepaskannya. Mereka yang memancarkan cinta dipenuhi rasa bahagia menciptakan kreativitas indah untuk membahagiakan yang dicintai. Mereka dapat memancarkan cinta karena memiliki cinta untuk dibagikan.

Bersamaan dengan semua kreativitas indah yang dilepaskan itu, maka terciptalah lingkungan indah yang menarik bagi para penikmat keindahan. Keselarasan yang tercipta tersebut akan memungkinkan pribadi-pribadi yang selaras bertemu dan berjodoh untuk saling dukung dan saling berbagi kreasi indah dengan rasa bahagia sehingga kebahagiaan itu digandakan berlipat-lipat.

0 komentar:

Posting Komentar

 
SULUK © 2017. All Rights Reserved. Powered by Google
Top