MencintaiMu

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGnKsscKtw0thstpTS-8SMrf1_4yGbCtWnx4Yzu3ANQl9KmYbggJi9NqExYBjfBAIm7T9mYpEiEFf_NEqBqk51TlV7GCySScwKlJFrflAFP2Ei_fkEPat5H4N4dnqmsDqi7F69HFZvJwY/s1600/IMG_20181207_181220.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="294" data-original-width="495" height="190" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGnKsscKtw0thstpTS-8SMrf1_4yGbCtWnx4Yzu3ANQl9KmYbggJi9NqExYBjfBAIm7T9mYpEiEFf_NEqBqk51TlV7GCySScwKlJFrflAFP2Ei_fkEPat5H4N4dnqmsDqi7F69HFZvJwY/s320/IMG_20181207_181220.jpg" width="320" /></a></div> <br /> <br /> Anugerah istimewa manusia adalah diberinya akal dan nafsu dan diantara keduanya ada penengahnya yaitu hati, hati adalah yang menjaga akal dan yang menjaga nafsu sehingga keduanya tidak berlebih dalam berpengaruh dikehidupan manusia.<br /> <br /> <br /> Mencintai adalah tentang melepaskan energi cinta, bukan tentang mengambil dan mengikat untuk memilikinya. Saat melepaskan energi cinta, disitulah rasa bahagia bergetar dalam diri, berbunga-bunga. Namun, saat ingin mengikat dengan maksud agar dapat memiliki cinta, malahan yang didapatkan adalah rasa cemburu, marah, menderita.<br /> <br /> Cemburu adalah cemburu dan bukan tanda cinta, sebab cemburu adalah tanda egoisme, keinginan mengikat dan memiliki. Maka, cemburu lebih dekat dengan kekecewaan dan serba kekurangan tidak terpenuhi apa yang diinginkan.<br /> <br /> Kecewa berlebihan akan membuat sulit bersyukur. Emosi sering mengalahkan logika sebab mendorong pikiran lebih fokus pada negativitas atau semua kekurangan itu. Hasilnya tentu saja hanya akan terjebak pada logika berdasarkan kumpulan hal-hal yang dinilai buruk itu.<br /> <br /> Kebahagiaan cinta dirasakan bersamaan dengan memancarkan dan melepaskannya. Mereka yang memancarkan cinta dipenuhi rasa bahagia menciptakan kreativitas indah untuk membahagiakan yang dicintai. Mereka dapat memancarkan cinta karena memiliki cinta untuk dibagikan.<br /> <br /> Bersamaan dengan semua kreativitas indah yang dilepaskan itu, maka terciptalah lingkungan indah yang menarik bagi para penikmat keindahan. Keselarasan yang tercipta tersebut akan memungkinkan pribadi-pribadi yang selaras bertemu dan berjodoh untuk saling dukung dan saling berbagi kreasi indah dengan rasa bahagia sehingga kebahagiaan itu digandakan berlipat-lipat.</div>

MencintaiMu

Anugerah istimewa manusia adalah diberinya akal dan nafsu dan diantara keduanya ada penengahnya yaitu hati, hati adalah yang menjaga ak...

Baca selengkapnya »

IBLIS ITU SANGAT ALIM

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgouzbnH9n1p6yxmB9CpYreZgVWcmiOmWvuu-SBjMWsP4Zg56UwvMBjAVZEsDGX6-JKLhwg1DCWQkQ1FSOkRxcWCT7Lue1Xo3p1-lDji8YPFtifjf2C4q5b7ZxW8bG_dAefPNluFSoNkTM/s1600/images+%25281%2529.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="153" data-original-width="250" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgouzbnH9n1p6yxmB9CpYreZgVWcmiOmWvuu-SBjMWsP4Zg56UwvMBjAVZEsDGX6-JKLhwg1DCWQkQ1FSOkRxcWCT7Lue1Xo3p1-lDji8YPFtifjf2C4q5b7ZxW8bG_dAefPNluFSoNkTM/s1600/images+%25281%2529.jpeg" /></a></div> <br /> <br /> *Jika engkau bertanya tentang Al-Qur'an kpd iblis, maka iblis akan bisa menerangkan dg sangat jelas, karena iblis tau persis kapan ayat itu turun dari langit...<br /> <br /> *Jika engkau bertanya tentang ilmu hadist kpd iblis, maka iblis akan sangat pandai menjelaskannya,<br /> karena iblis tau asbabul wurud dari hadist tsb....<br /> <br /> *Jika engkau bertanya tentang kisah para nabi, iblis akan dg tepat menceritakannya karena iblis sudah ada sejak nabi adam masih berada dalam surga...<br /> <br /> *iblis ahli alqur'an...<br /> <br /> *iblis ahli hadist....<br /> <br /> *iblis ahli riwayat..<br /> <br /> *iblis alim/pandai dalam segala ilmu...<br /> <br /> *Tapi iblis tdk menjadi kekasih Allah, karena dalam diri iblis ada kalimat...<br /> <br /> #AKU LEBIH BAIK DARI KAMU#<br /> <br /> *Semoga sedikit ilmu yg dititipkan Allah Subhana Wa Ta'alla dihati kita tdk menjadikan kita sombong dalam segala urusan...<br /> Juga paham bahwa ilmu tak menjamin orang pasti ta'at dan sholeh.<br /> <br /> *Yang aku takut...hatiku kian mengeras dan sulit menerima nasehat, namun<br /> sangat pandai menasehati<br /> Yang aku takut...aku merasa paling benar, sehingga merendahkan yang lain.<br /> <br /> *Yang aku takut...egoku terlalu tinggi, hingga<br /> merasa paling baik di antara yang lain.<br /> <br /> *Yang aku takut...aku lupa bercermin, namun<br /> sibuk berprasangka buruk kepada yang lain.<br /> <br /> *Yang aku takut...ilmuku akan membuatku<br /> menjadi sombong,memandang yang lain berbeda denganku.<br /> <br /> *Yang aku takut...lidahku makin lincah membicarakan aib orang lain, namun lupa dengan aibku yang menggunung dan tak sanggup kubenahi.<br /> <br /> *Yang aku takut...aku hanya hebat dalam berkata namun buruk dalam berbuat.<br /> <br /> *Yang aku takut...aku hanya cerdas dalam mengkritik, namun lemah dalam mengkoreksi diri sendiri.<br /> <br /> *Yang aku takut...aku membenci dosa orang lain, namun saat aku sendiri buat dosa aku enggan membencinya.<br /> <br /> *Kiranya Allah Subhana Wa Ta'alla<br /> senantiasa menyadarkanku sehingga lebih rajin instrospeksi diri daripada mengurusi orang lain yang belum tentu perilaku dan tutur katanya lebih baik dari diriku. Aamiin...<br /> <br /> #SELALULAH MELIHAT KE DALAM HATI#<br /> <br /> Wallahu a'lam Bishowab<br /> <br /> Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim<br /> <br /> #hakikat iblis</div>

IBLIS ITU SANGAT ALIM

*Jika engkau bertanya tentang Al-Qur'an kpd iblis, maka iblis akan bisa menerangkan dg sangat jelas, karena iblis tau persis kapan ...

Baca selengkapnya »

Ketika Agama Kehilangan Tuhan

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> *Ketika Agama Kehilangan Tuhan*<br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3s1cqI74Yf5k_oaGH7J880w3Cz6LBBJcDg-GQ05e56Bbtc4zkqnoR3SvDZ5xTm-qtnpizo3Ats34HVeOqCz4b-3iGJ1qFSydyd6ng0vZVU2DxpFoh1ZkoT4gVhmihqVQqnuMvA23V-WU/s1600/images+%25281%2529.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="225" data-original-width="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3s1cqI74Yf5k_oaGH7J880w3Cz6LBBJcDg-GQ05e56Bbtc4zkqnoR3SvDZ5xTm-qtnpizo3Ats34HVeOqCz4b-3iGJ1qFSydyd6ng0vZVU2DxpFoh1ZkoT4gVhmihqVQqnuMvA23V-WU/s1600/images+%25281%2529.jpeg" /></a></div> <br /> <br /> oleh: KH. Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus)<br /> <br /> Dulu agama menghancurkan berhala.<br /> Kini agama jadi berhala. Tak kenal Tuhannya yang penting agamanya.<br /> <br /> Dulu orang berhenti membunuh karena agama.<br /> Sekarang orang saling membunuh karena agama.<br /> <br /> Dulu orang saling mengasihi karena beragama<br /> Kini orang saling membenci karena beragama<br /> <br /> Agama tak pernah berubah ajarannya dari dulu<br /> Tuhannya pun tak pernah berubah dari dulu<br /> Lalu yang berubah apanya?<br /> Manusia nya?<br /> <br /> Dulu orang belajar agama sebagai modal<br /> untuk mempelajari ilmu lainnya<br /> Sekarang orang malas belajar ilmu lainnya<br /> maunya belajar agama saja.<br /> <br /> Dulu pemimpin agama dipilih berdasarkan kepintarannya<br /> yang paling cerdas di antara orang-orang lainnya<br /> Sekarang orang yang paling dungu<br /> yang tidak bisa bersaing dengan orang-orang lainnya<br /> dikirim untuk belajar jadi pemimpin agama.<br /> <br /> Dulu para siswa diajarkan untuk harus belajar giat dan berdoa<br /> untuk bisa menempuh ujian<br /> Sekarang siswa malas belajar<br /> tapi sesaat sebelum ujian berdoa paling kencang<br /> karena diajarkan pemimpin agamanya<br /> untuk berdoa supaya lulus.<br /> <br /> Dulu agama mempererat hubungan manusia dengan Tuhan<br /> Sekarang manusia jauh dari Tuhan karena terlalu sibuk dengan urusan-urusan agama.<br /> <br /> Dulu agama ditempuh untuk mencari wajah Tuhan<br /> Sekarang agama ditempuh untuk cari muka di hadapan Tuhan.<br /> <br /> Esensi beragama telah dilupakan<br /> Agama kini hanya komoditi<br /> yang menguntungkan pelaku bisnis berbasis agama<br /> karena semua yang berbau agama telah didewa-dewakan<br /> tak kan pernah dianggap salah, tak pernah ditolak<br /> dan jadi keperluan pokok melebihi sandang, pangan, papan<br /> Agama jadi hobi, tren<br /> dan bahkan pelarian karena tak tahu lagi mesti mengerjakan apa.<br /> <br /> Agama kini diperTuhan kan<br /> sedang Tuhan itu sendiri dikesampingkan<br /> Agama dulu memuja Tuhan<br /> Agama kini menghujat Tuhan.<br /> <br /> Nama Tuhan dijual, diperdagangkan, dijaminkan, dijadikan murahan<br /> oleh orang-orang yg merusak, membunuh, sambil meneriakkan nama Tuhan.<br /> <br /> Tuhan mana yang mengajarkan tuk membunuh?<br /> Tuhan mana yang mengajarkan tuk membenci?<br /> Tapi manusia membunuh, membenci, mengintimidasi, merusak<br /> sambil dengan bangga meneriakkan nama Tuhan<br /> berpikir bahwa Tuhan sedang disenangkan<br /> ketika ia menumpahkan darah manusia lainnya.<br /> <br /> Agama dijadikan senjata tuk menghabisi manusia lainnya<br /> Dan tanpa disadari manusia sedang merusak reputasi Tuhan<br /> dan sedang mengubur Tuhan dalam-dalam<br /> dibalik gundukan ayat-ayat dan aturan agama.</div>

Ketika Agama Kehilangan Tuhan

*Ketika Agama Kehilangan Tuhan* oleh: KH. Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) Dulu agama menghancurkan berhala. Kini agama jadi berhala. ...

Baca selengkapnya »

FUNGSI ILMU TAUHID FIQIH DAN TASAWUF

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhP8f0Vy2FDo_4nN8izQFMV35WTDQABcc2YTtoaIPcihXRg0YNnpoABcuKud2s4gnz3ob7gH_w6LSr3wnXXc6seSuIkNERWRRhCn_qQtp9clW3dvFkF_96HXiBX29kdPSezfunw5pEjzKc/s1600/FB_IMG_1540428701731.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="404" data-original-width="516" height="250" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhP8f0Vy2FDo_4nN8izQFMV35WTDQABcc2YTtoaIPcihXRg0YNnpoABcuKud2s4gnz3ob7gH_w6LSr3wnXXc6seSuIkNERWRRhCn_qQtp9clW3dvFkF_96HXiBX29kdPSezfunw5pEjzKc/s320/FB_IMG_1540428701731.jpg" width="320" /></a></div> <br /> Orang yang memiliki ilmu tasawuf kiranya dapat mencerna dengan baik bagaimana posisi ilmunya  bila memahami beberapa koridor / batasan terkait ilmu itu dengan ilmu yang lain.<br /> <br /> Hal ini dimaksudkan agar orang yang mempelajari tasawuf memperkuat sendi-sendi ilmunya dengan ilmu terkait lainnya seperti Tauhid dan Fiqh.<br /> Ilmu Tasawuf adalah salah satu cabang dari ilmu-ilmu Islam utama, yaitu ilmu Tauhid (Usuluddin), ilmu Fiqih dan  ilmu Tasawuf.<br /> <br /> Ilmu Tauhid untuk bertugas membahas soal-soal i’tiqad, seperti i’tiqad mengenai keTuhanan, keRasulan, hari akhirat dan lain-lain sebagainya .<br /> <br /> Ilmu Fiqih bertugas membahas soal-soal ibadat lahir, seperti sholat, puasa, zakat, naik haji dan lain<br /> <br /> Ilmu Tasawuf bertugas membahas soal-soal yang bertalian dengan akhlak dan budi pekerti, bertalian dengan hati, yaitu cara-cara ikhlas, khusyu, tawadhu, muraqabah, mujahadah, sabar, ridha, tawakal dan lain-lain.<br /> <br /> Ringkasnya: tauhid ta’luk kepada i’tiqad, fiqih ta’luk kepada ibadat, dan tasawuf ta’kluk kepada akhlak<br /> <br /> Kepada setiap orang Islam dianjurkan supaya beri’tiqad sebagaimana yang diatur dalam ilmu tauhid (usuluddin), supaya beribadat sebagaimana yang diatur dalam ilmu fiqih dan supaya berakhlak sesuai dengan ilmu tasawuf.<br /> <br /> Orang-orang yang paham dan mengamalkan ilmu Tasawuf kemudian dikenal dengan nama orang sufi.<br /> <br /> Syekh Abu al-Abbas r.a mengatakan bahwa kata sufi bukan berasal kata shuf (bulu domba atau kain wol) karena pakaian orang-orang shaleh terbuat dari wol dan bukan berasal dari shuffah, yaitu teras masjid Rasulullah saw. yang didiami para ahli shuffah. Kata sufi lebih tepat dinisbatkan kepada perbuatan Allah pada manusia. Maksudnya, shafahu Allah, yakni Allah menyucikannya sehingga ia menjadi seorang sufi. Dari situlah kata sufi berasal.<br /> <br /> Kaum sufi telah menyerahkan kendali mereka pada Allah. Mereka mempersembahkan diri mereka di hadapanNya. Mereka tidak mau membela diri karena malu terhadap rububiyah-Nya dan merasa cukup dengan sifat qayyum-Nya. Karenanya, Allah memberi mereka sesuatu yang lebih daripada apa yang mereka berikan untuk diri mereka sendiri.<br /> Firman Allah:  ”...Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(An-Nuur:21)<br /> <br /> Firman Allah:Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik.  (Shaad :46-47)<br /> <br /> Wallahu a’lam</div>

FUNGSI ILMU TAUHID FIQIH DAN TASAWUF

Orang yang memiliki ilmu tasawuf kiranya dapat mencerna dengan baik bagaimana posisi ilmunya  bila memahami beberapa koridor / batasan ...

Baca selengkapnya »

tasawuf dalam islam iman ihsan

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2aZQbgMGQJKBjrDbAzhnLx3S9rSxc6W3OIwiIxFQz4ycUgyYHcnRpJCSKLoSgEeSS6XYlJRg1ZJp50ZZxarvbmlCEvff1LCiTQ85lagM1qxnPWXPWsXQy9q158V-JQHAT7iGFahQSJOc/s1600/islam+iman+ihsan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="151" data-original-width="210" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2aZQbgMGQJKBjrDbAzhnLx3S9rSxc6W3OIwiIxFQz4ycUgyYHcnRpJCSKLoSgEeSS6XYlJRg1ZJp50ZZxarvbmlCEvff1LCiTQ85lagM1qxnPWXPWsXQy9q158V-JQHAT7iGFahQSJOc/s1600/islam+iman+ihsan.jpg" /></a></div> <br /> BANYAK yang mengklaim bahwa tasawuf, atau sufisme, tidak ada dasarnya. Mana dalilnya, katanya. Tanpa dalil, lalu dikatakan bid'ah. Atau bahkan kafir.<br /> <br /> Well, kalau ditelaah, dalil atau hukum fiqh, bukan pertimbangan yang paling dasar--kalau tidak mau dikatakan tidak selalu menjadi sudut pandang paling dasar--dalam agama. Ada hukum atau pertimbangan lain yang lebih mendasar dari hukum fiqh atau syari'at, namun 'hukum' ini tidak selalu bisa di-dalil-kan.<br /> <br /> Sebagai contoh pertama: aurat pria. Batasan aurat bagi pria adalah semua bagian tubuh antara pusar hingga lutut. Itu wajib ditutup terhadap semua orang yang bukan muhrimnya.<br /> <br /> Lalu, syarat sah shalat adalah menutup aurat. Secara fiqh, jika saya shalat hanya mengenakan celana tiga perempat dari pusar sampai lutut dan tak mengenakan baju atasan, shalat saya jelas sah. Tidak ada yang bisa mengganggu gugat hal ini.<br /> <br /> Kemudian, saya pergi ke masjid, lalu dan menjadi khatib dan imam shalat Jum'at--dengan pakaian yang sama: celana selutut dan tanpa baju atasan. Sah kah shalat Jum'at saya? Sah, jika hanya fiqh, atau syari'at lahiriah, yang jadi pertimbangannya.<br /> <br /> Tapi maukah Anda menjadi ma'mum saya? "Jadi imam kok pakaiannya begitu," Anda akan marah. Tapi kalau saya tanya, coba sebutkan dalilnya, mana riwayat yang melarang seseorang menjadi khatib atau imam jika ia hanya mengenakan celana tiga perempat, Anda tak akan bisa menjawab. Memang tidak ada.<br /> <br /> Sah, secara fiqh. Tapi bagaimana mungkin ada seseorang menghadap Allah ta'ala dengan pakaian sedemikian?<br /> <br /> Ada hal yang lebih mendasar dalam agama, dari 'sekedar' (dalam tanda kutip) hukum fiqh atau syari'at.<br /> <br /> Contoh kedua. Hukum fiqh menyebutkan, pernikahan seorang pria tanpa ada walinya, sah. Wali hanya diwajibkan bagi pihak wanita. Jika Anda seorang mahasiswa yang jatuh cinta pada seorang wanita, Anda boleh mendatangi rumah seorang wanita untuk menemui orangtuanya dan melamarnya. Jika sang Ayah menikahkan Anda dengan putrinya, dan ada saksinya, maka Anda berdua sudah menjadi suami istri yang sah, secara hukum syari'at.<br /> <br /> Tapi bagaimana jika Anda adalah seorang ayah atau ibu? Anda sudah membesarkannya, membanting tulang, bersusah payah agar putra Anda berpendidikan sebaik yang ia bisa Anda usahakan. Dan suatu hari, putra Anda datang menemui Anda dengan membawa seorang istri dan dua orang anaknya. Tanpa kabar apapun sebelumnya.<br /> <br /> Apakah rumah tangganya batal dan pernikahannya tidak sah? Tidak. Pernikahannya sah. Tapi bagaimana hati Anda sebagai seorang Ayah atau ibunya? Atau, bagaimana perasaan ayah Anda, atau ibu Anda, jika Anda melakukan itu terhadapnya?<br /> <br /> Atau, jika Anda seorang istri. Secara fiqh sangat sah jika suami Anda memutuskan untuk menikah lagi tanpa memberi tahu Anda terlebih dahulu. Tapi bagaimana perasaan Anda?<br /> <br /> Nah. Itu hanya contoh saja. Selalu ada hal lain yang lebih mendasar dari sekedar hukum syariat atau hukum fiqh. Karena itu, agama tidak identik dengan hanya hukum syariat atau fiqh. Agama bukanlah sekedar hafalan dalil dan hukum fiqh. Agama tidak akan utuh sebagai rahmat, jika hanya diidentikkan dengan sederet dalil dan hafalan hukum fiqh.<br /> <br /> Agama sesungguhnya jauh lebih dalam dari itu.<br /> <br /> Dan tentu, karena hanya persoalan permukaan, maka perbedaan landasan fiqh maupun madzhab sangat tidak ada gunanya untuk jadi bahan keributan.<br /> <br /> : :<br /> <br /> Agama, atau ad-Diin, sesungguhnya terdiri dari tiga komponen: Iman, Islam dan Ihsan. 'Iman' terkait dengan cahaya iman dan keyakinan. 'Islam' terkait dengan ibadah formal, hukum syari'at dan fiqh. 'Ihsan' terkait dengan kesempurnaan 'iman' dan 'islam'-nya, sejauh mana seseorang melihat Allah dalam perilakunya, atau dilihat Allah dalam perilakunya, sehingga perbuatannya sesempurna mungkin.<br /> <br /> Aspek ihsan inilah yang jauh lebih dalam dari sekedar syariat, yang memagari seseorang untuk shalat sekenanya dengan bertelanjang dada dan bercelana selutut, atau menikah tanpa memberi tahu Ayah atau Ibunya, meski secara hukum syari'at perbuatan itu sah-sah saja.<br /> <br /> Dalam tasawuf atau sufisme, ini disebut 'syariat batiniah'. Ada hukum lain yang lebih dalam dari sekedar hukum lahiriyah, yang kadang hukum ini tidak bisa dirumuskan. Ada aspek rasa, adab dan kepatutan yang sangat dominan di sini: sejauh mana Allah akan suka pada perbuatan seseorang.<br /> <br /> Pada awalnya, di masa Rasulullah, ketiga aspek ini menyatu, utuh, tidak terpisah-pisah dalam satu label yang dibawa Beliau saw: Diin Al-Islam; agama keberserahdirian (bukan sekedar 'pasrah') pada Allah.<br /> <br /> Lama kelamaan, karena terkait studi dan budaya, ketiga aspek ini terpisah satu sama lain. Sayangnya, kebanyakan penganutnya bahkan lupa bahwa Diin Al-Islam tadinya terdiri dari tiga aspek yang menyatu utuh.<br /> <br /> Belakangan, di usia-usia termuda peradaban, muncullah golongan yang bersikukuh bahwa Ad-Diin Al-Islam sesungguhnya hanya terkait ibadah, syariat lahiriah dan ilmu fiqh saja. Lalu, aspek 'iman' direduksi menjadi hanya sekedar percaya, atau cuma implikasi dari mengucapkan kalimat syahadat. Dua aspek inti lainnya, (cahaya) Iman dan Ihsan, yang tadinya menyatu, tidak lagi dilihat sebagai bagian dari agama Islam. Dan golongan yang masih memegang teguh dua aspek itu 'dikeluarkan' dari bendera Islam, dan diberi label sufi atau tasawuf, agar benar-benar terpisah dari 'Islam'.<br /> <br /> 'Sayangnya' (dalam tanda kutip), golongan yang masih memelihara aspek ihsan dalam dirinya tentu berkembang menjadi golongan yang toleran, penuh pemakluman, lembut, dan tidak menyukai keributan, sehingga cenderung diam dengan labelisasi ini. Mereka tentu masih merasa ber-Islam secara utuh dengan tiga aspeknya, sementara oleh golongan lain mereka justru dikatakan sebagai kaum yang bukan Islam lagi. [*]<br /> <br /> Sebaliknya, Golongan yang tumbuh tanpa aspek ke-ihsan-an (baca: tanpa mempertimbangkan faktor-faktor selain hukum fiqh dan syariat dalam dua contoh di atas), tentu saja kemudian tumbuh menjadi golongan yang keras, penuh penghakiman, dan tidak lentur menyikapi perbedaan. Padahal, perbedaan diantara umat manusia adalah sebuah keniscayaan yang sudah Allah tetapkan.<br /> <br /> "Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.<br /> <br /> Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.<br /> <br /> Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu."<br /> <br /> (Q. S. [5] : 48).<br /> <br /> : :<br /> <br /> [*] Ada memang, sebagian kecil golongan yang mengaku tasawuf dan sufi, tapi justru meninggalkan aspek syari'at lahiriyah sama sekali. Tidak shalat lagi, misalnya. Tapi ini hanya sebagian kecil yang terlepas dari gagasan inti agama, dan tidak bisa digeneralisasikan. Tasawuf yang benar (sebenarnya kami lebih suka menyebut al-Islam yang benar) itu menggenggam syariat dengan kokoh, berlandaskan Al-Qur'an dan hadis, tapi juga menggenggam aspek batiniyah di balik syariat, seperti hubungan jasad dan jiwa, sehingga agama menjadi bulat, utuh dan terpahami.<br /> <br /> (Herry Mardian)<br /> <br /> #repost #sufisme #tasawuf</div>

tasawuf dalam islam iman ihsan

BANYAK yang mengklaim bahwa tasawuf, atau sufisme, tidak ada dasarnya. Mana dalilnya, katanya. Tanpa dalil, lalu dikatakan bid'ah. ...

Baca selengkapnya »

Bilal sholat gerhana

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> *KAIFIYYAH BILAL SHOLAT GERHANA*<br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGpONWw7m5GQR-9UsxTU66zs1A5SSPZRsqV3uey7fSEzU684C4jbvHrVtCSq1fqaaBO9lLAoEs5dYLgqWRKW57LN4Q_g9NZ6ZrXlbU2vQF8qwdXaSnI-Quu3WkhZxK8CFQedB0HjAsIYg/s1600/prau.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="512" data-original-width="288" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGpONWw7m5GQR-9UsxTU66zs1A5SSPZRsqV3uey7fSEzU684C4jbvHrVtCSq1fqaaBO9lLAoEs5dYLgqWRKW57LN4Q_g9NZ6ZrXlbU2vQF8qwdXaSnI-Quu3WkhZxK8CFQedB0HjAsIYg/s320/prau.jpg" width="180" /></a></div> <br /> <br /> 1. Membaca Istighfar bersama-sama;<br /> <br /> أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ  ×٣<br />  مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ عَظِيْم.<br /> <br /> 2. Ketika dirasa siap untuk dilaksanakan sholat gerhana, _bilal_ mengumandangkan bacaan tanda dimulainya sholat, yakni membaca:<br /> <br /> "اَلصَّلَاةُ جَامِعَة !!"<br /> <br /> 3. Pelaksanaan sholat gerhana.<br /> <br /> 4. Selesai sholat, _bilal_ maju mengambil tongkat kemudian menghadap ke jama'ah dan dilanjutkan membaca:<br /> <br /> أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ،<br /> أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ،<br /> أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ..<br /> الَّذِيْ لَا إِلٰهَ إلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّوْمَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ.<br /> <br /> يَامَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ..<br /> رُوِيَ عَنِ الْمُغِيْرَةِ بْنِ شُعْبَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ: إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ، لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذٰلِكَ فَصَلُّوْا وَادْعُوْا حَتَّى يَنْكَشِفَ مَا بِكُمْ.<br /> <br /> أَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْا وَأَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ،<br /> أَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْا وَأَطِيْعُوْا آجَرَكُمُ اللهُ،<br /> أَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْا وَأَطِيْعُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ..<br /> <br /> 5. _Khotib_ maju untuk menerima tongkat kemudian berhenti dengan posisi menghadap ke arah _qiblat_.<br /> <br /> 6. Kemudian _bilal_ membaca do'a:<br /> <br /> اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ،<br /> اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.<br /> اَللّٰهُمَّ قَوِّ الْإسْلَامَ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْيَاءَ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتَ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى مُعَانِدِي الدِّيْنِ، يَارَبِّ اخْتِمْ لَنَا مِنْكَ بِالْخَيْرِ، وَ يَاخَيْرَ النَّاصِرِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَا أرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.<br /> وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارَكَ وَسَلَّمَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.<br /> <br /> 7. Setelah itu, _Khotib_ mengucapkan salam kepada jama'ah.<br /> <br /> 8. Kemudian _Khotib_ duduk sejenak dan _bilal_ membaca istighfar dengan suara yang keras (dalam keadaan duduk):<br /> <br /> أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ،<br /> أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ،<br /> أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ..<br /> الَّذِيْ لَا إِلٰهَ إلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّوْمَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ.<br /> <br /> 9. Selanjutnya _khotib_ melaksanakan khutbah. Setelah selesai khutbah pertama, _khotib_ duduk sebentar, lalu _bilal_ membaca istighfar dengan suara yang keras. Bacaan istighfar itu seperti:<br /> <br /> أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ،<br /> أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ،<br /> أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ..<br /> الَّذِيْ لَا إِلٰهَ إلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّوْمَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ.<br /> <br /> 10. Kemudian _khotib_ berdiri untuk meneruskan khutbah kedua sampai selesai.<br /> <br /> *Keterangan:* _Dalam khutbah gerhana, tidak disyaratkan Muwalah, namun hanya disunnahkan saja._<br /> <br /> (Sullamul Futuhāt, karya KH. Abdul Hannan Ma'shum, juz 20,  hlmn 44 s/d 47)</div>

Bilal sholat gerhana

*KAIFIYYAH BILAL SHOLAT GERHANA* 1. Membaca Istighfar bersama-sama; أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ  ×٣  مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ عَظِيْم. ...

Baca selengkapnya »